Monday, September 15, 2014

Rehat Juga Bagian dari Proses Belajar

Pak Jack                            : Bang, saya tolong diantar ke gang di ujung jalan sana ya! Lima ribu?

Abang tukang becak    : Wah, tarifnya 10 ribu, pak.

Pak Jack                            : Gang yang itu lho pak, terlihat kok dari sini. (Pak Jack menunjuk lurus ke arah ujung jalan).

Abang tukang becak    : Pak, bulan di langit juga terlihat dari sini. Bapak bersedia mengantar saya ke sana? Saya beri ongkos sepuluh ribu, bagaimana?

Seluruh siswa di kelas kontan tertawa mendengar monolog pak Jack, guru matematika saya saat kelas dua SMP. Suasana belajar matematika kami menjadi mencair, ketegangan melunak. Di lain waktu, pak Jack menunjukkan kebolehannya menebak angka desimal di belakang koma setelah kami memilih satu bilangan tertentu dan membaginya dengan tujuh.

Dulu saya hanya memahami bahwa pak Jack adalah pribadi yang tak enggan bercerita di tengah pelajaran dan memberikan selingan ringan di antara penjelasan matematika. Tapi setelah saya mempelajari mata kuliah proses belajar mengajar, saya akhirnya sadar bahwa yang dilakukan beliau bukan sekedar iseng. Ada waktu yang harus dialokasikan untuk rehat sejenak di tengah sebuah pemrosesan informasi yang masuk ke otak kita.

Saya yang beruntung sempat mengecap pendidikan selama setahun di Utrecht, Belanda, menemukan hal yang serupa di sana. Tentu bukan lagi cerita humor atau tebak-tebakan, tapi dari 150 menit waktu perkuliahan selalu ada 2 kali 10 menit alokasi waktu untuk istirahat. Dosen di sana biasa menyebutnya dengan coffee break, karena mereka memang keluar masuk kelas membawa secangkir kopi dari mesin penyedia minuman otomatis.

Munif Chatib dalam buku Gurunya Manusia menjelaskan bahwa siswa berada dalam kondisi terbaik untuk belajar saat gelombang otak mereka berada di zona alfa. Sayangnya, tidak setiap saat otak kita berada pada zona ini. Adakalanya di tengah proses belajar kita kehilangan konsentrasi, mengantuk, melamun, dsb. Pada saat inilah cerita humor, tebak-tebakan ringan, atau ice breaking yang sering kita jumpai dalam forum training bisa dimanfaatkan sebagai jembatan untuk mengembalikan gelombang otak kita ke dalam zona alfa.

Belajar adalah sebuah perjalanan panjang. Ada baiknya menyisihkan waktu beberapa saat untuk rehat. Menyusun dan memproses informasi, bertukar pertanyaan dengan teman, serta mengisi kembali kekurangan energi untuk kemudian melanjutkan perjalanan belajar. Ya, rehat juga adalah bagian dari belajar.

15.09.2014

Dari kampus calon guru pejuang

-afatsa

1 comment:

  1. […] teman kuliah saat saya presentasi mata kuliah MKPBM. Rehat dalam belajar itu penting, bisa dibaca di sini […]

    ReplyDelete