dialog dengan Diar

Aku Anza dan dia Diar. Kami bersahabat sejak saling menemukan di satu almamater yang sama. Cukup lama sampai pada tingkat saling mengerti tanpa harus berkata. Kadang salah satu dari kami mengucapkan apa yang dipikirkan oleh lainnya. Kedekatan kami membuat percapakan dan kisah sehari-hari menjadi dialog menarik. Lewat banyak pernik kehidupan sehari-hari kami saling berbagi, berdebat bahkan berbantahan teori. Mulai dari topik serius kuliah dan dunia pendidikan hingga ranah hiburan semacam musik dan film, atau gosip selebritis yang nggak penting. Kisah ini aku tulis sebagai bentuk pengikat ingatan yang seringkali menumpuk dan terlupakan. Sebagai catatan, dia bukan Holmes dan aku bukan Watson.

Episode 1 Meneropong kejujuran

Episode 2 Sepotong tanggung jawab di ujung kuku

Episode 3 Pendidikan Sampah

No comments:

Post a Comment