Friday, December 2, 2011

Delima dan perpisahan sang profesor

pomegranate dibelah secara melintang
Seminggu yang lalu dosen saya meminta memundurkan jadwal kuliah setengah jam karena akan ada semacam farewell speech dari Prof. Jan van Maanen terkait dengan pengunduran diri beliau dari Freudenthal Institute (FI).

Awalnya diberitakan bahwa biasanya pidato disampaikan dalam bahasa Belanda. Ah, kecil peluang kami akan diikutseratakan. :(

Sebuah email yang muncul kemarin pagi membuat saya kaget.  Kami diundang untuk hadir dalam Research Meeting dwi mingguan khas FI [pertemuan ini disebut juga lunch meeting karena para staf FI biasanya mendengarkan pembicara sambil menggigit roti makan siang mereka. He3 :-) ].

Wait. Tunggu dulu. Berarti pidato yang dimaksud oleh pak dosen pekan lalu akan disampaikan dalam pertemuan ini karena acaranya terjadwal di waktu yang sama. Tapi apa hubungan antara "pidato perpisahan" dengan forum yang biasanya berisi tentang perkembangan penelitian yang diadakan oleh para staf FI ataupun para calon doktor disini?

Kira-kira apa yang akan beliau sampaikan jika temanya adalah Pomegranate: a fruitful theme for educational design?

Friday, October 21, 2011

Professor and his beloved equation

sumber dari sini
Meski saya sudah cukup lama bergulat dengan matematika, tetap saja merasa "janggal" dengan judul film yang memuat kata khas matematika, EQUATION. Saya tidak menyesal bersusah payah mencari link untuk mengunduh film ini, karena memang bagus untuk ditonton. Berikut ini saya ceritakan informasi singkatnya beserta kesan saya, supaya kalian ikutan nonton. Yeah!

Film ini berkisah tentang apa?

Film Jepang yang diadaptasi dari novel ini berkisah tentang seorang professor matematika yang hidup dengan ingatan jangka pendek 80 menit. Diceritakan dari sudut pandang Root, anak pengurus rumah tangga sang professor, film berdurasi hampir 2 jam ini menggambarkan kilas balik interaksi Root dengan sang professor yang kemudian menginspirasinya menjadi guru matematika. Root menceritakan kisahnya sebagai perkenalan awal di kelas matematika.

Kok ada orang Jepang namanya Root sih?

Root sebenarnya bukan nama asli sang narator, tapi nama tersebut diberikan oleh sang professor yang menganggap kepala anak pengurus rumah tangganya datar seperti simbol dari akar suatu bilangan (a square root). Sang profesor setiap hari akan menanyakan hal yang sama kepada ibu Root, yakni nomor sepatu dan nomor telepon. Setiap kali pula sang profesor menghubungkan angka tersebut dengan konsep matematika. Profesor digambarkan sebagai orang yang lebih nyaman memulai percakapan dengan topik matematika (terutama bilangan). Bisa dicontoh lho untuk menghindari kecanggungan ketika pertama kali kenal orang.

Dengan memuat kata EQUATION di judulnya, adakah konten matematika di film ini?

Tuesday, October 18, 2011

Social norms in mathematical classroom

Two weeks ago, I had a very nice discussion with Dolly van Eerde in Design Research course. One of topics we talk about is social norms in mathematical classroom. Social norms refer to expected ways of acting during the interaction between teacher and students. The didactical contract is another term that common to be used to express it.

What makes it so important to be discussed?
It is important to be discussed because these norms will influence the process of mathematical learning.  Social norms can be considered as an unwritten contract about how every people in a learning environment should act. It determines the role of teacher and students in the classroom. Gravemeijer and Cobb stated that these norms will significantly differ between traditional math classroom and the reform classroom.
In the traditional mathematical classroom -- the situation that we often encounter in Indonesia -- the roles of teacher are giving instruction and evaluation. If the teacher poses questions, most of them are closed question. The students in this typical environment are expected to try hard in understanding the teacher's explanation. They are required to act according to the teaches's expectation.
However, the roles of teacher in the reform math classroom are quite different. The teacher's roles are introducing interesting activities, posing open question and follow up question, asking explanation and justification, promoting interaction between students, and making sure to invite all students to participate.

How to change the norms in the classroom?

Saturday, September 17, 2011

Mathematics A-lympiad: revolusi kompetisi matematika

alympiad stuff
Ketika pertama kali mendengar kata Alympiad, teman sebelah saya berbisik, "Alympiad itu apa?". Saya kemudian berkelakar bahwa Alympiad adalah kompetisi untuk orang-orang alim. Saya lantas tertawa karena teman saya menganggap serius apa yang saya katakan. Saya kemudian berbisik, "kita ikuti saja penjelasan sesi kali ini".

Sebenarnya saya sedikit bisa menebak bahwa Alympiad pasti tidak jauh-jauh dari kompetisi matematika, tapi jelas saya belum punya gambaran jelas saat hari keempat sesi Summer School mengusung tema tersebut. Jika ada yang belum tahu tentang Summer School 2011 yang saya ikuti, bisa menengok sejenak ke sini.

Sesi hari itu difasilitasi oleh Dede de Haan dan Monica Wijers. Sebagai staf dari Freudhental Institute (FI), beliau berdua terlibat dalam beberapa proyek terutama terkait dengan problem solving. Selain itu, mereka juga terlibat langsung dalam Alympiad yang akan kita bahas kali ini. Lebih istimewa lagi, Dede de Haan juga terlibat dalam proyek pengembangan PMRI di Indonesia. Profil lengkap mereka bisa dijenguk disini dan disitu.

Alympiad?

Friday, September 16, 2011

Sekilas tentang Summer School 2011


Summer School merupakan program kursus atau workshop singkat yang ditawarkan oleh Utrecht University (selama musim panas tentunya). Secara keseluruhan, program ini menawarkan sekitar 130 workshop akademik dalam berbagai cabang disiplin ilmu. Seluruh cabang program itu terkategorikan ke dalam 7 bidang, antara lain: Culture, Art Design, Language, Social Sciences, Law & Economics, Science, dan Life Sciences.

Setiap bidang masih tebagi menjadi berbagai jenis kursus yang lebih spesifik. Waktu yang ditawarkan pun juga beragam, berkisar antara satu hingga enam pekan mulai bulan Juli hingga Agustus. Selain bisa mengikuti workshop dengan kredit yang diakui di Eropa, Summer School juga menawarkan program sosial dimana kita bisa mengenal budaya Belanda. Misalnya berkunnjung ke pabrik keju, berpartisipasi dalam lomba kano, dll.

Saya sendiri termasuk beruntung karena bisa mengikuti program ini. Terkait dengan studi saya yang berbasis pendidikan matematika, saya bergabung dengan Summer School for Science and Math Education disini. Program yang saya ikuti bersama 8 orang teman dari Indonesia (semuanya mahasiswa IMPoMe) ini sebenarnya ditujukan bagi para pendidik sekolah menengah. Mengingat keberadaan kami yang cukup singkat di Belanda --satu tahun saja-- maka direktur studi kami mendaftarkan kami ke dalam program ini.