Friday, December 2, 2011

Delima dan perpisahan sang profesor

pomegranate dibelah secara melintang
Seminggu yang lalu dosen saya meminta memundurkan jadwal kuliah setengah jam karena akan ada semacam farewell speech dari Prof. Jan van Maanen terkait dengan pengunduran diri beliau dari Freudenthal Institute (FI).

Awalnya diberitakan bahwa biasanya pidato disampaikan dalam bahasa Belanda. Ah, kecil peluang kami akan diikutseratakan. :(

Sebuah email yang muncul kemarin pagi membuat saya kaget.  Kami diundang untuk hadir dalam Research Meeting dwi mingguan khas FI [pertemuan ini disebut juga lunch meeting karena para staf FI biasanya mendengarkan pembicara sambil menggigit roti makan siang mereka. He3 :-) ].

Wait. Tunggu dulu. Berarti pidato yang dimaksud oleh pak dosen pekan lalu akan disampaikan dalam pertemuan ini karena acaranya terjadwal di waktu yang sama. Tapi apa hubungan antara "pidato perpisahan" dengan forum yang biasanya berisi tentang perkembangan penelitian yang diadakan oleh para staf FI ataupun para calon doktor disini?

Kira-kira apa yang akan beliau sampaikan jika temanya adalah Pomegranate: a fruitful theme for educational design?



Rasa penasaran saya semakin bertambah karena profesor yang juga merupakan direktur FI ini tak pernah gagal memukau  mahasiswa dengan pemikiran beliau tentang matematika dan sejarahnya maupun tentang sains. Akhirnya, pagi itu saya putuskan untuk ikut pertemuan langka ini. ;-)

Ternyata saya adalah tamu yang pertama tiba di ruangan 3.08 Buys Ballot Laboratorium (BBL). Saya menyapa sang profesor dan bertanya apakah pertemuannya akan diadakan di ruangan tersebut. Saya langsung menaruh tas untuk kapling tempat setelah mendapat konfirmasi bahwa saya berada di ruangan yang benar. Beliau sempat bertanya apakah ada buah pomegranate di Indonesia, saya jawab ada yang mirip (saya nggak terlalu yakin kalau Pomegranate = delima karena warna Pomegranate yang dibawa oleh Jan merah banget, mungkin itu yang disebut merah delima,he3). Setiap orang yang hadir juga mendapat segelas jus Pomegranate, meskipun hanya dari jus kemasan.

Ada apa dengan Pomegranate? 

Presentasi dibuka dengan kisah Jan yang mulai berkenalan dengan Pomegranate 6 tahun yang lalu. Rasa penasaran beliau tergerak  karena sering berinteraksi dan mengkonsumsi buah berwarna merah darah itu. Sejak saat itu, beliau mulai melakukan riset "kecil-kecilan" tentang struktur buah, membaca pengetahuan tentang Pomegranate, serta mendokumentasikan beberapa foto hasil pembedahan buah yang beliau lakukan. Siang kemaren, beliau memperagakan langsung pembedahan buah Pomegranate untuk menunjukkan struktur di balik kulit berwarna merah.

Sebelum memulai "pembedahan", Jan bercerita bahwa proyek penelitian tentang buah ini juga bisa melibatkan guru dari bidang bahasa. Secara Etymology, Pome berarti apel dan Granate berarti berasal dari Granada Spanyol. Setelah saya coba cek di Wikipedia, akar bahasa penyebutan buah ini berasal dari bahasa Latin pertengahan Pomum dan Granatum yang masing-masing berarti apel dan berbiji. Berdasarkan informasi dari Jan, Pomegranate sendiri memang sering disebut apel dari Granada. Kata ini pula yang nantinya diturunkan menjadi sebutan salah satu senjata militer yaitu granat (dalam bahasa Inggris diebut Grenade). Sifat granat sebagai senjata peledak hampir mirip dengan buah delima merah, jika buah ini dilempar dan pecah maka ia akan meninggalkan jejak merah.

Jan tidak lupa menyertakan tips tentang memilih buah delima yang baik yaitu mencari buah yang lebih berat dari lainnya. Hal ini dikarenakan jika delima dipanen lebih awal atau terlalu lama dijual di toko maka buah tersebut akan menyusut beratnya. Wah, satu faktor ini saja sudah menarik buat penelitian teman-teman Biologi nih.

Presentasi berlanjut dengan Jan memakai jas putih ala laboran Kimia dan menggunakan dua jenis pisau untuk membelah buah pertama. Hasil potongan melintang di buah pertama cukup mengejutkan. Pomegranate dikenal dengan struktur daging buah yang terbagi menjadi enam buah kompartemen yang sama. Dalam bahasa matematika, bisa dikatakan bahwa ia memiliki 6 simetri putar (Six folded symmetry). Kenyataan siang itu menunjukkan sebuah pengecualian karena ada tujuh kompartemen di sana (lihat gambar di atas).

Demonstrasi selanjutnya adalah menunjukkan bagaimana pasokan makanan terdistribusi secara merata di dalam daging buah (bagian biologi nih). Buah kedua tidak dibelah secara melintang, tapi dikupas membujur mengikuti ujung batas dari kuncup bunga di bagian atas buah. Ternyata daging buah memiliki peran penting dalam penyebaran air dan kandungan lainnya ke dalam buah. Hal menarik lainnya adalah adanya lapisan tipis diantara satu kompartemen dan lainnya. Daging buah yang berada di bagian dalam kompartemen (di dalam huruf V) berperan sebagi tempat menempel biji-biji delima. Melalui daging itulah dilakukan distribusi makanan. Amazing. Benar-benar mekanisme yang luar biasa.

Jan juga menunjukkan beberapa foto yang diambilnya selama melakukan percobaan selama beberapa tahun terakhir ini. Mulai dari buah utuh, bagian buah yang dibelah membujur, daging buah tempat menempel biji delima, serta lapisan pemisah antar kompartemen.    Ada sebuah foto menarik dimana beliau menata biji delima dari satu kompartemen dalam susunan baris dan kolom. Terlintaslah ide tentang estimasi banyak biji dalam satu buah delima. Ada pula foto biji-biji yang telah dikelompokkan tiap sepuluh biji. Wah, ide grouping of ten untuk anak SD nih. Beliau juga mengedarkan hasil irisan melintang, sebongkah biji delima dalam satu kompartemen, serta biji-biji delima satuan yang diperbolehkan untuk dicicipi. Kesempatan ini lah yang saya gunakan untuk mengambil foto di atas, he3.

Pomegranate dan FI?

Rasa penasaran saya terjawab ketika sesi demonstrasi berakhir. Jan bercerita bahwa meskipun beliau sudah menggali berbagai informasi terkait Pomegranate selama ini, belum banyak referensi ilmiah yang tersedia sebagai rujukan tentang sains dibalik buah ini terutama terkait dengan transportasi makanan di dalam buah. Ide inilah yang beliau tinggalkan untuk FI, ide yang beliau lihat sebagai sebuah potensi penelitian baru yang sesuai dengan karakter yang diusung oleh FI. Karakter yang mendasarkan penelitian sains pada sebuah rasa keingintahuan, pencarian jawaban atas sebuah fenomena dalam kehidupan untuk kemudian dicari penjelasannya di dalam sains.

Menurut beliau, Pomegranate kaya akan konteks sains dan matematika. Mulai dari masalah transportasi, struktur secara Biologi, optimalisasi dan pemodelan matematika. Jan melanjutkan bahwa FI bergerak dalam bidang pendidikan dan teacher training, ide ini bisa dijadikan bahan untuk mengintegraskan sains dan matematika dalam pembelajaran. Jan mempersilahkan para staf untuk mengembangkan ide ini di masa mendatang. Salah satu staf FI kemudian menambahkan potensi proyek bagi siswa SMA tentang ester terkait dengan jus buah delima. Menarik bukan?

Sampai jumpa, Jan!

Saya pertama kali bertemu beliau ketika pertama kali menginjakkan kaki di FI. Pertama kali berbincang agak lama ketika makan malam penyambutan mahasiswa IMPoME. Pertama kali terpesona dengan ide-ide beliau ketika dalam salah satu sesi Summer School beliau mendeklarasikan diri sebagai sejarawan matematika. Beliau pula lah yang memberi saya kesempatan memegang dan membaca buku karangan Nicholas Saunderson yang merupakan seorang tuna netra yang berhasil meraih gelar profesor matematika asal Cambrigde sekaligus penemu Palpable Arithmetic. Dari beliau saya belajar tentang Latex, dan sampai bulan Desember ini saya masih berkesempatan menimba ilmu dari beliau di mata kuliah Advance topic terkait dengan sejarah matematika dan sains.

Saya jadi paham, bukan pidato panjang lebar tentang karir atau perjalanan beliau dan harapan beliau di masa mendatang yang dijadikan salam perpisahan. Beliau meninggalkan IDE untuk penelitian masa mendatang. Suatu hal yang sangat tek ternilai harganya karena semua hal di dunia ini berasal dari sebuah ide. Semoga saya masih memiliki kesempatan lain untuk belajar dari beliau dan para matematikawan hebat lainnya. Sampai jumpa, Jan.

Salam hangat dari tepi kanal tua Oudegracht

03.12.2011

afatsa

2 comments:

  1. Ide yang cemerlang...!!!
    Dari fotonya aja bisa jadi sumber belajar matematika siswa.

    ReplyDelete
  2. Subhanallah, itulah yg q pikirkan pertama kali ketika lihat gambar irisan melintang buah delima itu. :)
    apa beliau menjelaskan hubungan buah delima dgn masalah optimalisasi pada matematika? aq sangat tertarik dgn topik itu. :)

    ReplyDelete